Akhlak dan Resiliensi Tokoh Utama Film Budi Pekerti : Tinjauan Tasawuf Psikologi Haidar Bagir

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Alan Kusmawati

Abstract

Abstract


This research examines the construction of morals and spiritual resilience of the main character in the Indonesian film Budi Pekerti (2023) through the perspective of Haidar Bagir's psychological tasawuf. Using a qualitative-interpretative case study method, the researcher analyzed key scenes, character dialogues, and symbolic actions in the film. The results showed that the character Bu Prani represented the values of sabr (patience), 'afw (forgiveness), ridha (acceptance), and ihsan (doing good) in the face of public judgment and digital stigma. These values are not just moral traits, but part of an inner spiritual process that is in line with Islamic teachings on purification of the soul (tazkiyatun nafs). The study found that Bu Prani's resilience lies in her dignified silence, her deep empathy, and her quiet presence making her a symbol of active spiritual agency, not a passive victim. This study contributes to a new discourse on how Islamic spirituality can be used as an interpretative approach to female characters in contemporary Indonesian cinema.


Keywords :  spiritual resilience; Islamic film; morals; psychological tasawwuf


 


Abstrak


Penelitian ini mengkaji konstruksi akhlak dan resiliensi spiritual tokoh utama dalam film Indonesia Budi Pekerti (2023) melalui perspektif tasawuf psikologis Haidar Bagir. Dengan menggunakan metode studi kasus kualitatif-interpretatif, peneliti menganalisis adegan kunci, dialog tokoh, dan tindakan simbolik dalam film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Bu Prani merepresentasikan nilai sabr (kesabaran), ‘afw (pemaafan), ridha (penerimaan), dan ihsan (berbuat baik) dalam menghadapi penghakiman publik dan stigma digital. Nilai-nilai ini bukan sekadar sifat moral, tetapi bagian dari proses spiritual batiniah yang selaras dengan ajaran Islam tentang penyucian jiwa (tazkiyatun nafs). Penelitian ini menemukan bahwa resiliensi Bu Prani terletak pada diamnya yang bermartabat, empatinya yang dalam, dan kehadirannya yang tenang menjadikannya simbol dari agensi spiritual aktif, bukan korban yang pasif. Studi ini berkontribusi pada wacana baru tentang bagaimana spiritualitas Islam dapat digunakan sebagai pendekatan interpretatif terhadap karakter perempuan dalam sinema Indonesia kontemporer.


Kata Kunci :  resiliensi spiritual; film Islam; akhlak; tasawuf psikologis

##plugins.themes.academic_pro.article.details##